Senin, 01 Juni 2009

Bagi Anda yang memiliki anjing terutama menyukainya, pasti akan sangat menyenangkan jika anjing kesayangan Anda memiliki kecerdasan yang tinggi sehingga dapat dilatih untuk memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan yang dikehendaki tuannya. Melatih anjing merupakan kegiatan yang menyenangkan.Sebagai pemilik, keuntungan yang diperoleh dari kegiatan ini diataranya dapat mengenal anjing lebih dekat tentang sifat dan kebiasaannya. Kapan anjing bisa dilatih? Anak anjing bisa mulai dilatih sejak umur 12 minggu. Bukan latihan berat yang diberikan, tetapi dimulai dari latihan-latihan sederhana. Inilah yang disebut dengan informal training. Pelajaran diberikan dengan cara singkat dan menyenangkan, dengan demikian anjing akan mematuhinya. Setelah latihan secara intensif, maka kebiasaan anak anjing akan berubah. Setelah itu, anjing baru diajari latihan dasar kepatuhan (formal training). Program ini mengajarkan latihan sederhana sehingga anjing mudah dikendalikan. Beberapa latihan yang bisa diberikan seperti duduk, membuang kotoran, salam, tinggal, berdiri, dan ambil.


Dalam memberikan pelatihan kepada anjing ini, saya akan mengadaptasi dari teori Belajar yang terkenal dari Ivan Pavlov. Prinsip belajarnya terkenal dengan nama Classical Conditioning. Pavlov mengembangkan teori belajarnya dengan melakukan eksperimen pada seekor anjing (Santrock, 2008). Anjing tersebut diikat dan dihadapan anjing terdapat tombol apabila ditekan akan keluar makanan. Jalannya eksperimen adalah sebagai berikut:


Before Conditioning

Tombol makanan ditekan dan keluarlah makanan. Anjing akan mengeluarkan air liur sebagai reaksi munculnya makanan. Makanan yang keluar disebut sebagai rangsang tak berkondisi (Unconditioned Stimulus) dan air liur yang keluar saat anjing melihat makanan disebut reflek tak berkondisi (Unconditioned Reflex). Selanjutnya Pavlov akan membunyikan bel setiap ia hendak mengeluarkan makanan. Dengan demikian anjing akan mendengar bel dulu sebelum ia melihat makanan muncul dihadapannya. Jika bel berbunyi dan tidak ada makanan, maka anjing tidak akan mengeluarkan air liur. Percobaan ini dilakukan berkali-kali, jika tidak ada bunyi bel maka air liur tidak akan keluar.

During Conditional

Pada proses ini, setiap ada bunyi bel maka anjing sudah mengerti bahwa ini adalah tanda akan keluar makanan. Setelah makanan keluar, maka anjing akan mengeluarkan air liur.

After Conditional

Mula-mula, air liur hanya akan keluar setelah anjing melihat makanan (Unconditioned Reflex), tetapi lama-kelamaan air liur sudah keluar pada waktu anjing baru mendengar bunyi bel. Keluarnya air liur setelah anjing mendengar bunyi bel ini disebut reflek berkondisi (Conditioned Reflex), karena reflek itu merupakan hasil latihan secara terus menerus dan hanya anjing yang sudah mendapat latihan itu saja yang dapat melakukannya. Bunyi bel adalah rangsang berkondisinya (Conditioned Stimulus). Jika latihan diteruskan, maka setiap bel dibunyikan anjing akan mengeluarkan air liur walaupun tidak ada makanan (Sarwono, 2002).

Selain teori dari Pavlov, terdapat pula teori dari Skinner yaitu Operant Conditioning (Santrock, 2008). Pada operant conditioning, terdapat prinsip Reinforcement yaitu pemberian sesuatu yang positif untuk meningkatkan perilaku seperti pemberian hadian atau pujian. Selain itu, terdapat pula prinsip Punishment yaitu pemberian sesuatu yang tidak menyenangkan untuk mengurangi perilaku.

Teori Conditioning dapat diterapkan dalam memberikan latihan dasar pada anjing peliharaan Anda di rumah. Ada tiga hal dalam benak anjing saat menjalani latihan yaitu pelatih, tindakan, pujian atau hukuman. Jika anjing menjalankan perintah pelatih. anjing akan mendapat pujian (Operant Conditioning). Sebaliknya jika anjing tidak menjalankan perintah akan memperoleh hukuman (Operant Conditioning). Pujian dapat diberikan dengan memberikan kata "good", "bagus", atau "pintar kamu". Pujian akan sangat efektif jika disertai elusan lebum dari Anda sehingga anjing akan meningkatkan perilakunya. Hukuman cukup diberikan dengan mengatakan "no" atau "tidak" dengan nada suara yang tinggi dan tatapan mata yang tajam sehingga anjing akan jera dan menyadari kesalahannya. Jangan pernah memukul dengan benda keras kepada anjing Anda karena akan membuatnya ketakutan dan akan membuatnya semakin galak serta beragresi. Pada blog ini, saya akan memberikan tips pelatihan dasar kepada anjing peliharaan Anda di rumah berdasarkan prinsip Conditioning

How Do I Train My Dog?

Tujuan saya membuat blog ini adalah untuk memberikan tips kepada Anda bagaimana melakukan pelatihan sederhana kepada anjing Anda. Blog ini saya buat berdasarkan pengalaman pribadi saya juga yang mempunyai anjing dan sebagai pecinta anjing. Blog ini dapat bermanfaat agar anjing tidak hanya sebagai hewan peliharaan untuk lucu-lucuan saja. Akan tetapi, anjing juga dapat menjadi "anggota keluarga" kita yang menyenangkan dengan perilakunya yang tidak merusak dan agresif. Pelatihan sederhana yang dapat Anda lakukan kepada hewan peliharaan anjing Anda di rumah adalah sebagai berikut:


1. Membuang kotoran

Melatih anjing membuang kotoran membutuhkan kesabaran dan rutinitas. Anjing akan belajar dari apa yang dilihat, didengar, dan dialaminya. Jika anjing membuang kotoran, maka katakan "no" atau "tidak" dengan nada keras dan tatapan mata yang tajam sambil menunjuk pada kotoran tersebut. Teguran yang terus menerus itu akan membuat anjing menyadari bahwa itu adalah perbuatan yang tidak benar. Cara lain adalah dengan membuat kotak atau meletakkan koran di depan kamar mandi. Kotak dapat diisi dengan pasir yang telah ada bau kotorannya. Begitu terlihat anjing akan membuang kotoran, segera angkat anjing dan dimasukkan ke dalam kotak sehingga membuang kotoran disana. Dengan demikian anjing lama kelamaan akan tau bahwa itulah tempatnya membuang kotoran.

2. Tidak merusak barang

Jika anjing Anda mulai menggerogoti sepatu atau kaki meja dan kursi segera katakan "jangan" atau "jelek" dengan nada yang tinggi sambil menyeretnya ke tempat lain. Dengan pengulangan peringatan tersebut, anjing akan tau bahwa perbuatannya tidak benar. Jika anjing masih membandel, Anda dapat memberikan sanksi dengan mengalungkan sepatu rusak di lehernya sehingga anjing akan merasa tidak nyaman. Sanksi tersebut akan membuat anjing jera. Benda-benda yang biasa digigitnya juga dapat diberikan balsam atau minyak angin sehingga anjing akan mengurungkan niatnya karena mencium aroma yang menyengat tersebut.



3. Memanggil nama

Mengenalkan nama kepada anjing harus dilakukan sejak dini. Pertama, ajak anjing Anda bermain kemudian ambil jarak sekitar 3 meter dan penggil namanya dengan lembut seperti mengajaknya bermain, misalkan "Polky...sini...sini...". Jika anjing tidak memperhatikan, panggilan dilakukan dengan tepukan karena tepukan dapat menarik perhatian anjing. Jika anjing sudah mendekat, segera mengelusnya dengan lembut sehingga anjing akan menyadari bahwa tindakannya benar.

4. Duduk

Anjing dipanggil dengan pancingan berupa makanan kesukaannya agar mendekat. Setelah mendekat, makanan diangkat sehingga kepalanya mendongak mengikuti tangan yang memegangi makanan itu. Saat itu juga pangkal ekor ditekan dengan tangan kiri sambil memerintah "duduk" sampai anjing duduk. Jika posisinya sudah benar, makanan diberikan disertai pujian, sehingga anjing lama-kelamaan akan memahami kata "duduk" berarti harus duduk

.5. Mengontrol gonggongan

Latihan ini dilakukan dengan memancing anjing untuk menggonggong. Anjing yang telah dirantai lehernya dipanggil dan diajak duduk di ruang tamu. Kemudian dengan bantuan orang lain, bel dibunyikan sambil mengucapkan salam. Ketika mendengar suara bel itu, Anda berpura-pura kaget sehingga anjing juga ikut kaget dan kemudian akan menggonggong. Setelah anjing dibiarkan mengonggong beberapa saat, keluarkan perintah "cukup!". Jika anjing tetap mengonggong, ulang perintah tersebut dengan nada yang lebih tinggi. Jika anjing tetap membandel, tarik sedikit rantai di leherrnya sehingga anjing akan sedikit tercekik dan menghentikan gonggongannya. Jika anjing berhenti menggonggong berilah pujian atau tepukan. Lakukan seterusnya, ketika anjing menggonggong berikan kata "cukup!" sehingga anjing akan memahaminya.

6. Bersalaman

Langkah pertama, panggil namanya agar duduk di dekat Anda. Setelah anjing datang dan duduk sambil menengadahkan kepalanya, ucapkan kata "salam" sambil mengulurkan tangan Anda seperti mengajaknya bersalaman. Mula-mula anjing tidak akan bereaksi karena belum memahami perintah. Kemudian ucapkan kata "salam" sekali lagi sambil meraih kaki depan anjing sebelah kanan dan mengangkatnya secara perlahan sambil mengucapkan pujian dengan kata "bagus". Berikan usapan lebut di telapak kaki depan yang tadi digunakan untuk bersalaman. Gerakan ini dapat dilakukan berulang kali sampai anjing mampu mengangkat kakinya sendiri. Jadi ketika anjing mendengar kata "salam", ia sudah dapat mengerti dan dengan segera akan mengangkat kaki depan sebelah kanannya.

Sumber Pustaka
Santrock, J. W. (2008). Educational psychology (3rd ed.). Boston: McGraw-Hill.
Sarwono, S, W. (2002). Berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh psikologi. Jakarta: PT. Bulan Bintang.